isterikuini jodoh yang dirahmati olehMu maka Berilah aku kesabaran untuk menghadapi segala tingkah lakunya Ya Allah Tuhan Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.. Kau yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untukku Kau juga yang Maha Mengampuni segala kekhilafan dan segala dosa yang sudah aku lakukan Sekiranya aku khilaf dalam membuat keputusan..
Pertanyaan Apa saja keutamaan Aisyah โ€“radhiyallahu anha- ? , apakah anda mau memberitahu kami, agar kami para perempuan bisa menjadikannya qudwah ?, perkara ini penting bagi saya dan teman-teman saya pada saat kami belajar agama. Teks Jawaban Alhamdulillah. Ibnul Qayyim โ€“rahimahullah- berkata โ€œDi antara keistimewaannya adalah merupakan istri yang paling dicintai oleh Rasulullah โ€“shallalahu alaihi wa sallam-, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan yang lainnya, suatu ketika Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- ditanya ุฃูŠ ุงู„ู†ุงุณ ุฃุญุจ ุฅู„ูŠูƒ ู‚ุงู„ ุนุงุฆุดุฉ ู‚ูŠู„ ูู…ู† ุงู„ุฑุฌุงู„ ู‚ุงู„ ุฃุจูˆู‡ุง โ€œSiapa orang yang paling anda cintai?, beliau menjawab โ€œAisyahโ€, ditanya lagi Kalau dari laki-laki? beliau menjawab โ€œAyahnyaโ€. Di antara keistimewaannya, bahwa Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- tidak menikah dengan perawan kecuali dengannya. Di antara keistimewaannya adalah bahwa Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- pernah menerima wahyu ketika sedang berada di dalam selimutnya, tidak pernah terjadi pada istri beliau yang lain. Di antara keistimewaannya adalah bahwa Allah pernah menurunkan ayat pilihan yang dimulai pilihan tersebut darinya ูˆู„ุง ุนู„ูŠูƒ ุฃู† ู„ุง ุชุนุฌู„ูŠ ุญุชู‰ ุชุณุชุฃู…ุฑูŠ ุฃุจูˆูŠูƒ ูู‚ุงู„ุช ุฃููŠ ู‡ุฐุง ุฃุณุชุฃู…ุฑ ุฃุจูˆูŠ ูุฅู†ูŠ ุฃุฑูŠุฏ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ูˆุงู„ุฏุงุฑ ุงู„ุขุฎุฑุฉ ูุงุณุชู†ู‘ ุจู‡ุง ุฃูŠ ุงู‚ุชุฏู‰ ุจู‚ูŠุฉ ุฃุฒูˆุงุฌู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆู‚ู„ู† ูƒู…ุง ู‚ุงู„ุช . โ€œJanganlah kamu terburu-buru sampai kamu meminta izin kepada orang tuamuโ€, Aisyah berkata โ€œApakah dalam masalah ini saya harus minta izin orang tua, karena saya menginginkan Allah, Rasul-Nya dan negeri akherat, maka Aisyah menjadi qudwah bagi istri-istrinya yang lain โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, mereka berkata sebagaimna Aisyah berkataโ€. Di antara keistimewaannya adalah bahwa Allah membebaskannya dari tuduhan orang-orang pembawa berita bohong haditsul Ifki, dengan menurunkan ayat akan kesuciannya dan dibaca oleh para imam dalam shalat mereka sampai hari kiamat, dan ia temasuk orang-orang baik, dan dijanjikan ampunan dan rizki yang baik. Allah juga menjelaskan bahwa berita bohong yang menimpanya adalah baik baginya, dan bukan merendahkannya, bahkan Allah mengangkat derajatnya pada derajat yang tinggi, bahkan terus disebutkan akan kebaikan dan terbebasnya dari tuduhan keji kepadanya oleh penduduk bumi dan langit. Alangkah indahnya penyebutan biografinya tersebutโ€ฆ.! Di antara keistimewaannya adalah banyak dari kalangan pembesar sahabat โ€“radhiyallahu anhum- jika mereka menghadapi kesulitan dalam masalah agama, mereka minta fatwa kepadanya, mereka mendapatkan ilmu Rasulullah berada pada Aisyah โ€“radhiyallahu anha-. Di antara keistimewaannya adalah bahwa Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- meninggal dunia di rumahnya, pada giliran harinya, pada malam harinya dan di pangkuannya, dan dikuburkan di rumahnya. Di antara keistimewaannya adalah seorang Malaikat memperlihatkan wajahnya sebelum Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- menikah dengannya seperti sutra yang jenisnya paling baik, maka Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- bersabda ุฅู† ูŠูƒู† ู‡ุฐุง ู…ู† ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ ูŠู…ุถู‡ . โ€œJika hal ini berasal dari Allah, maka Dia akan merealisasikannyaโ€. Di antara keistimewaannya adalah bahwa banyak masyarakat yang memberi hadiah pada giliran harinya Aโ€™isyah yang di sana ada Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- untuk upaya menjadi dekat dengan beliau, mereka bersegera menyediakan apa yang dicintai oleh Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- ketika beliau berada di rumah istri yang paling beliau cintai โ€“radhiyallahu anhunna-. Jalaโ€™ul Afham 237-241 Wallahu aโ€™lam.
BerdoaUntuk bayi yang di Tahnik. Rasulullah n dalam mentahnik tidak lupa mendoakan kebaikan kepada sang bayi, sebagaimana ada dalam banyak hadits diantaranya hadits Abu Musa al-Asy'ari Radhiyallahu'anhu dalam riwayat imam al-Bukhari dan juga hadits 'Aisyah Radhiyallahu'anha dalam shahih Muslim. Demikianlah seharusnya seorang yang
Hadirnya hadits Aisyah Radhiyallahu Anha menjadi sumber penting bagi umat Islam dalam mengenal kehidupan Rasulullah SAW. Sebagai istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah memiliki keistimewaan tersendiri dalam meriwayatkan hadits-hadits penting yang tidak ditemukan dalam sumber-sumber lainnya. Namun, tidak semua hadits yang disebutkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan ajaran Islam. Berikut ini adalah paparan mengenai hadits Aisyah Radhiyallahu Anha yang bukan Aisyah Radhiyallahu Anha adalah sebuah sumber Islam yang meriwayatkan anjuran, larangan, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW. Sebagai istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah memiliki keistimewaan dalam meriwayatkan hadits-hadits yang berasal dari sang suami. Hadits Aisyah Radhiyallahu Anha menjadi salah satu sumber penting dalam memahami ajaran Islam, terutama mengenai tata cara beribadah dan Bukan Kandungan dari Hadits Aisyah Radhiyallahu AnhaHadits Aisyah Radhiyallahu Anha terkenal karena banyaknya riwayat yang disampaikan olehnya. Namun, tidak semua riwayat yang disebutkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan ajaran Islam. Berikut ini adalah beberapa hal yang bukan kandungan dari hadits Aisyah Radhiyallahu Anha yang Bukan Kandungan dari Hadits Aisyah Radhiyallahu Anha1Isu politik dan sosial2Isu keamanan dan konflik3Isu ekonomi dan bisnis4Isu kesehatan dan medisHal-hal yang disebutkan di atas bukanlah kandungan dari hadits Aisyah Radhiyallahu Anha, karena isunya tidak terkait dengan ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Hal yang Bukan Kandungan dari Hadits Aisyah Radhiyallahu AnhaHal yang bukan kandungan dari hadits Aisyah Radhiyallahu Anha adalah segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan ajaran Islam yang dianut oleh umat Islam. Isu politik, sosial, ekonomi, kesehatan, dan medis adalah contoh dari hal-hal yang bukan kandungan dari hadits Aisyah Radhiyallahu Anha. Oleh karena itu, tidak semua riwayat yang disebutkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan ajaran Riwayat yang Bukan Kandungan dari Hadits Aisyah Radhiyallahu AnhaUntuk lebih memahami apa saja yang bukan kandungan dari hadits Aisyah Radhiyallahu Anha, berikut ini adalah beberapa contoh riwayat yang tidak terkait dengan ajaran IslamRiwayat Politik dan SosialSalah satu contoh riwayat politik dan sosial yang tidak terkait dengan ajaran Islam adalah tentang peran Aisyah Radhiyallahu Anha dalam konflik antara pasukan Ali bin Abi Thalib dan pasukan Aisyah pada masa Perang Jamal. Konflik ini terjadi setelah kematian Khalifah Utsman bin Affan, ketika beberapa tokoh Muslim berusaha untuk merebut kekuasaan sebagai pengganti Khalifah Utsman. Aisyah Radhiyallahu Anha ikut serta dalam perang ini dan menjadi penentang Ali bin Abi Thalib. Namun, riwayat ini tidak terkait dengan ajaran Islam dan tidak dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan ajaran Ekonomi dan BisnisSalah satu contoh riwayat ekonomi dan bisnis yang tidak terkait dengan ajaran Islam adalah tentang perdagangan yang dilakukan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha. Aisyah diketahui memiliki kekayaan yang besar dan melakukan perdagangan dengan barang-barang seperti sutra dan pakaian. Namun, riwayat ini tidak terkait dengan ajaran Islam dan tidak dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan ajaran Kesehatan dan MedisSalah satu contoh riwayat kesehatan dan medis yang tidak terkait dengan ajaran Islam adalah tentang penyakit yang diderita oleh Aisyah Radhiyallahu Anha. Aisyah diketahui menderita sakit selama beberapa waktu dan mengalami masa pemulihan yang panjang. Namun, riwayat ini tidak terkait dengan ajaran Islam dan tidak dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan ajaran Memahami Hadits Aisyah Radhiyallahu AnhaMemahami hadits Aisyah Radhiyallahu Anha sangat penting bagi umat Islam dalam menjalankan ajaran Islam dengan benar. Hadits Aisyah Radhiyallahu Anha menjadi salah satu sumber utama dalam memahami tata cara beribadah dan moralitas yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun, tidak semua riwayat yang disebutkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan ajaran Islam, terutama yang tidak berkaitan dengan ajaran hadits Aisyah Radhiyallahu Anha menjadi sangat penting bagi umat Islam dalam menjalankan ajaran Islam dengan benar. Namun, tidak semua riwayat yang disebutkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menjalankan ajaran Islam, terutama yang tidak berkaitan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang tepat mengenai hal-hal yang bukan kandungan dari hadits Aisyah Radhiyallahu Anha agar tidak salah dalam mengambil kesimpulan dan menjalankan ajaran video of Memahami Hadits Aisyah Radhiyallahu Anha Yang Bukan Kandungannya MembacaAl-Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengan-Nya. Berikut ini adalah beberapa keutamaan membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur`an. 1. Manusia yang terbaik. Dari `Utsman bin `Affan, Nabi bersabda, "Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya," (HR. Bukhari).
Suaminya adalah seorang Nabi, ayah dan ibunya adalah orang-orang yang pertama-tama masuk Islam, keluarganya adalah keluarga muslim pertama dalam sejarah, dan pernah mendapatkan pembelaan langsung dari Allah ketika nama baiknya dirusak orang-orang munafik, dia adalah Aisyah radhiyallahu anha. Mengapa Aisyah Radhiyallahu anha? Istri-istri Nabi, semuanya adalah orang-orang yang mulia dan terhormat, namun orang-orang munafik di zaman Nabi berusaha keras merusak nama baik Aisyah dengan menyebarkan tuduhan-tuduhan dan fitnah-fitnah. Orang-orang munafik ketika merusak nama baik Aisyah, sebenarnya mereka memiliki tujuan utama, yaitu Dengan merusak nama baik Aisyah, secara tidak langsung nama baik Nabi Muhammad juga akan rusak, dan jika nama baik Nabi rusak maka dengan sendirinya agama Islam juga rusak. Dengan merusak nama baik Aisyah, secara tidak langsung syariโ€™at Islam juga akan rusak. Karena Aisyah menghafal dan meriwayatkan hadits-hadits Nabi dalam jumlah yang sangat banyak. Hingga disebutkan dalam kitab Fathul Bariโ€™ bahwa seperempat ajaran Islam, diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu anha. Sedangkan kita tahu bahwa salah satu sumber ajaran Islam adalah hadits. Jika penghafal haditsโ€™ dirusak nama baiknya, maka hadits-hadits yang disampaikannya juga akan rusak, sehingga, ajaran Islam juga rusak. Inilah sebenarnya yang diinginkan orang-orang munafik ketika mereka merusak nama baik Aisyah Radhiyallahu anha. Meskipun demikian, usahaโ€™ orang-orang munafik itu sia-sia saja. Allah berfirman ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุฐูŠู†ูŽ ุฌุงุกููˆู’ ุจุงู„ุฅููู’ูƒ ุนูุตู’ุจูŽุฉูŒ ู…ูู†ู’ูƒูู… ู„ุง ุชูŽุญู’ุณุจููˆู‡ ุดูŽุฑู‘ู‹ุง ู„ูŽูƒูู…ู’ ุจูŽู„ู’ ู‡ููˆ ุฎูŽูŠุฑูŒ ู„ูŽูƒูู…ู’ โ€œSesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira berita itu buruk bagi kamu, bahkan itu baik bagi kamu.โ€ [An-Nuur, 11] Dan inilah diantara alasan kenapa kita sangat butuh kepada riwayat hidup Aisyah Radhiyallahu anha yang penuh dengan kemuliaan dan kehormatan, tidak seperti yang dituduhkanโ€™ orang-orang munafik dan orang-orang yang mengikuti orang-orang munafik dari zaman ke zaman. Hukum Menghina Aisyah dan Menuduhnya Berselingkuh Menghina orang yang beriman adalah perbuatan fasik, dosa besar, terlebih lagi yang dihina adalah istri-istri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Tentu dosanya jauh lebih besar dari menghina orang yang beriman secara umum. Hingga ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa menghina Aisyah, menuduhnya berselingkuh, seperti yang dituduhkan orang-orang munafik di zaman dahulu, dia kafir dengan sebab tuduhannya itu. Ibnu Abidin rahimahullah berkata โ€œAdapun menuduh Aisyah berselingkuh, maka tuduhan semacam ini adalah kekafiran, tanpa adanya perbedaan pendapat ulama.โ€ Al-Qadhi Abu Yaโ€™la rahimahullah berkata โ€œSiapa yang menuduh Aisyah dengan suatu tuduhan yang telah Allah bersihkan Aisyah dari tuduhan itu, maka dia kafir, tanpa ada perbedaan pendapat ulama, dan tidak hanya satu ulama telah menyatakan adanya kesepakatan tentang hal ini, dan tidak hanya satu ulama telah menegaskan hukum ini.โ€ Ibnul Qayyim rahimahullah berkata โ€œUmat Islam telah sepakat akan kafirnya orang yang menuduh Aisyah berselingkuh.โ€ Imam Ibnu Katsir juga mengatakan hal yang sama dengan ulama-ulama sebelumnya, dan menjelaskan bahwa, sebab kafirnya orang yang menuduh Aisyah berselingkuh adalah karena orang tersebut sama saja menolak ayat Al-Quran yang menerangkan kebohongan tuduhan itu. Sebutan Kunyah Aisyah Radhiyallhu anha Aisyah Radhiyallahu anha memiliki sebutan lain, yang di dalam bahasa Arab diistilahkan dengan Kunyahโ€™, dan sebutan Aisyah adalah Ummu Abdillah. Sebutan ini berasal dari Nabi Muhammad, ketika Aisyah meminta kepada beliau untuk memberinya kunyahโ€™ atau sebutan sebagaimana istri-istri yang lain. Lalu Nabi memberinya kunyah sebutan Ummu Abdillah. Julukan-julukan Laqab Aisyah Radhiyallahu anha Aisyah juga memiliki julukan-julukan yang menunjukkan kemuliaan dan kehormatannya; Ummul Mukminin Ibundanya orang-orang yang beriman Yang sangat menakjubkan adalah sebutan ini didapatkan langsung dari Allah, yaitu ketika Allah berfirman ูˆูŽ ุฃูŽุฒู’ูˆูŽุงุฌูู‡ู ุฃูู…ู‘ูŽู‡ูŽุงุชููƒูู… โ€œDan istri-istrinya istri Nabi Muhammad adalah ibu-ibu kalian orang-orang yang beriman.โ€ [QS. Al-Ahzab, 6] Ini adalah julukan Aisyah yang paling terkenal, dan istri-istri Nabi yang lainnya juga dijuluki dengan julukan ini. Habibatu Rasulillah Wanita yang sangat dicintai Rasulullah Suatu ketika Nabi ditanya โ€œSiapakah manusia yang paling engkau cintai?โ€ Nabi menjawab โ€œโ€™Aisyahโ€. [HR. Bukhari Muslim] Umar radhiyallahu anhu berkata โ€œSesungguhnya dia Aisyah adalah Habibatu Rasulillahโ€™ wanita yang sangat dicintai Rasulullah.โ€ Al-Mubarra-ah Wanita yang dibersihkan dari tuduhan Julukan ini berasal dari ayat Al-Qurโ€™an yang berisi pembelaan Allah kepada Aisyah yang saat itu dituduh berselingkuh oleh orang-orang munafik. Yaitu firman Allah ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ู„ู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจููˆู’ู†ูŽ ู„ู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ุฃููˆู„ุฆูƒ ู…ูุจูŽุฑู‘ูŽุกููˆู†ูŽ ู…ูู…ู‘ุงูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉูŒ ูˆ ุฑูุฒู’ู‚ูŒ ูƒูŽุฑููŠู’ู…ูŒ โ€œDan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.โ€ [An-Nuur, 26] Di dalam ayat ini ada sebuah celaan bagi orang-orang yang menuduh Aisyah saat itu, dan pujian bagi orang-orang yang membantah tuduhan-tuduhan itu. [Fathul Qadir, Imam Syaukany] Hingga, salah seorang perawi hadits yang bernama Masruqโ€™, setiap kali meriwayatkan hadits dari Aisyah, masruq mengatakan โ€œTelah menyampaikan hadits kepadaku Ash-Shiddiqah Aisyah binti Ash-Shiddiq Abu Bakar, Habibatu Habibillah Nabi Muhammad, Al-Mubarra-ah.โ€ Ath-Thayyibah Wanita yang baik Allah telah memberi persaksian akan kesucian Aisyah melalui firman Nya ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ู„ู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจููˆู’ู†ูŽ ู„ู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ุฃููˆู„ุฆูƒ ู…ูุจูŽุฑู‘ูŽุกููˆู†ูŽ ู…ูู…ู‘ุงูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉูŒ ูˆ ุฑูุฒู’ู‚ูŒ ูƒูŽุฑููŠู’ู…ูŒ โ€œDan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.โ€ [An-Nuur, 26] Ash-Shiddiqah Wanita yang sangat jujur Imam Masruq, Hakim dan Ibnu Hajar memberi julukan kepada Aisyah dengan Ash-Shiddiqah. Al-Humairaaโ€™ Nabi pernah memanggil Aisyah dengan mengatakan โ€œWahai Humairaaโ€™โ€, dan kata Humairaaโ€™ berasal dari kata Ahmarโ€™ yang artinya merahโ€™. Namun, bukan berarti kulit Aisyah warnanya merah, akan tetapi maksudnya adalah kulit Aisyah berwarna putih yang bercampur dengan warna kemerahan. Dan warna seperti ini adalah warna yang paling indah. Dan orang Arab biasa menggunakan kata merahโ€™ untuk mengungkapkan warna putih pada kulit. Al-Muwaffaqah Wanita yang diberi hidayah Nabi juga pernah memanggil Aisyah dengan mengatakan โ€œWahai Muwaffaqah.โ€ Berdasarkan hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzy, dan sanad haditsnya dinilai shahih oleh syaikh Ahmad Syakir. Mengenal Beberapa Keluarganya Ayahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, khalifah pertama, sekaligus yang pertama masuk Islam, sedangkan ibunya adalah Ummu Ruman radhiyallahu anha. Aisyah memiliki beberapa saudara, yaitu Abdurrahman, Abdullah, Asmaโ€™, Ummu Kultsum, dan Muhammad. Semua bibinya adalah shahabiyatโ€™ wanita yang bertemu dengan Nabi, beriman kepada Nabi dan meninggal di atas iman, yaitu Ummu Amir, Quraibah dan Ummu Farwah. Lahir di Masa Islam di Tengah-tengah Keluarga Muslim Aisyah lahir di Mekah, sekitar empat atau lima tahun setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi seorang Nabi. Keistimewaan dari Aisyah dalam hal ini adalah beliau lahir di masa Islam, bukan di masa Jahiliyah, sehingga Aisyah tidak pernah mengalami masa jahiliyah. Selain itu, Aisyah dilahirkan dari dua orang muslim yang termasuk orang-orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, yaitu Abu Bakar dan Ummu Ruman. Sehingga keluarga di mana Aisyah lahir dan tumbuh berkembang adalah keluarga muslim pertamaโ€™. Ibadahnya Jika kita membaca riwayat yang menceritakan tentang ibadah Aisyah Ummul Muโ€™minin, niscaya tanpa ragu sedikitpun kita akan mengatakan bahwa Aisyah adalah ahli ibadah. Dan berikut ini beberapa contohnya Salah satu keponakan Aisyah yang bernama Al-Qasim menceritakan โ€œAku punya kebiasaan jika keluar rumah aku mulai dengan mendatangi rumah Aisyah radhiyallahu anha, aku beri salam kepadanya. Pada suatu hari, aku keluar rumah, ternyata Aisyah radhiyallahu anha sedang berdiri, shalat sunnah dan membaca firman Allah surat Ath-Thur, 28 ููŽู…ูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ุง ูˆ ูˆูŽู‚ูŽุงู†ุง ุนูŽุฐุงุจูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููˆู… Sambil berdoa dan menangis, mengulang-ulanginya. Aku berdiri menunggu Aisyah selesai shalat, hingga aku sendiri kelelahan, lalu aku pergi ke pasar untuk keperluanku, kemudian aku kembali dari pasar, ternyata Aisyah masih berdiri seperti sebelumnya, shalat sambil menangis.โ€ [Dari kitab yang berjudul โ€œAisyah Ummul Mukmininโ€, sebuah ensiklopediโ€™ yang khusus membahas Aisyah radhiyallahu anha, yang asalnya adalah kumpulan beberapa karya ilmiah terkait dengan Aisyah radhiyallahu anha, yang diterbitkan yayasan Ad-Durar As-Saniyyahโ€™, Saudi] Oleh Fajri NS
Editor Elma Gloria Stevani TRIBUNMADURA.COM - Seperti diriwayatkan dalam sejumlah hadits, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan tuntutan tentang doa-doa ketika turun hujan. Tak semata-mata diturunkan, namun ada sejarahnya sehingga umat Islam dianjurkan membaca doa saat hujan turun, hujan disertai petir juga ketika hujan sedang berhenti. Surat An Nisaโ€™ ayat 8 adalah ayat tentang warisan dan perbuatan baik. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Keseluruhan Surat An Nisaโ€™ ุงู„ู†ุณุงุก merupakan surat madaniyah. Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, surat ini baru diturunkan setelah Rasulullah serumah dengan Aisyah di Madinah. Demikian pula ayat 8 ini juga termasuk ayat madaniyah. Surat An Nisaโ€™ Ayat 8 dan ArtinyaTafsir Surat An Nisaโ€™ Ayat 81. Tuntunan Waris dan Berbuat Baik kepada Kerabat2. Berbuat Baik kepada Anak Yatim dan Orang Miskin3. Pemberian Sekadarnya, Bukan Seperti Warisan4. Berkata yang BaikKandungan Surat An Nisaโ€™ Ayat 8 Berikut ini Surat An Nisaโ€™ Ayat 8 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุญูŽุถูŽุฑูŽ ุงู„ู’ู‚ูุณู’ู…ูŽุฉูŽ ุฃููˆู„ููˆ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุชูŽุงู…ูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุณูŽุงูƒููŠู†ู ููŽุงุฑู’ุฒูู‚ููˆู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ู‡ู ูˆูŽู‚ููˆู„ููˆุง ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ู‹ุง ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู‹ุง Wa idzaa hadlorol qismata ulul qurbaa wal yataamaa wal masaakiinu farzuquuhum minhu waquuluu lahum qoulam maโ€™ruufaa ArtinyaDan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu sekadarnya dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. Baca juga Ayat Kursi Tafsir Surat An Nisaโ€™ Ayat 8 Tafsir Surat An Nisaโ€™ Ayat 8 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar bisa terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah tetapi tetap ringkas. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas. 1. Tuntunan Waris dan Berbuat Baik kepada Kerabat Poin pertama Surat An Nisaโ€™ ayat 8 ini berisi anjuran untuk berbuat baik kepada kerabat saat pembagian waris. ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุญูŽุถูŽุฑูŽ ุงู„ู’ู‚ูุณู’ู…ูŽุฉูŽ ุฃููˆู„ููˆ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, Yakni jika kerabat yang bukan ahli waris hadir saat pembagian warisan, hendaknya mereka juga mendapatkan pemberian. Ibnu Katsir menjelaskan, sebagian ulama berpendapat bahwa ini anjuran yang hukumnya sunnah. Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar juga mencantumkan pendapat sebagaian ulama bahwa hukumnya sunnah. Namun, beliau juga sependapat dengan Said bin Jubair bahwa hukumya wajib. Para ulama berselisih pendapat apakah hal ini sudah di-mansukh atau tidak. Imam Bukhari dan Az Zuhri termasuk yang berpendapat yang kedua. Bahwa ayat ini muhkam dan tetap berlaku. Buya Hamka juga menegaskan pendapat serupa. Demikian pula Sayyid Qutb. โ€œKami tidak melihat indikasi yang menunjukkan kemansukhannya. Bahkan kami melihatnya muhkamat dan hukum wajib memberikan bagian kepada ulul qurba, kerabat yang bukan ahli waris, dalam kondisi-kondisi seperti yang kami sebutkan,โ€ kata Sayyiq Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qurโ€™an. 2. Berbuat Baik kepada Anak Yatim dan Orang Miskin Tak hanya untuk kerabat, ayat ini juga menganjurkan berbagi kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin. ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุชูŽุงู…ูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุณูŽุงูƒููŠู†ู anak yatim dan orang miskin, Mengapa kerabat yang bukan ahli waris, anak-anak yatim, dan orang miskin yang hadir harus mendapatkan pemberian? Menurut Buya Hamka, ini sebagai obat untuk hati dan menghilangkan iri hati. โ€œObatilah hati mereka dan usahakanlah menghilangkan rasa iri hati mereka karena menjadi penonton orang membagi-bagi rezeki dengan tiba-tiba karena kematian seseorang,โ€ tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. Jika harta warisannya tidak berlimpah, setidaknya pemberian itu dalam bentuk jamuan makan. Ibnu Sirin mengatakan, ketika Ubaidah mengurus suatu surat wasiat, ia memerintahkan menyembelih kambing dan membagikan makanan itu kepada kerabat orang tersebut, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. โ€œSeandainya tidak ada ayat ini, niscaya biaya ini kuambil dari hartaku.โ€ 3. Pemberian Sekadarnya, Bukan Seperti Warisan Pemberian seperti apa untuk kerabat bukan ahli waris, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin yang Surat An Nisaโ€™ ayat 8 maksudkan? ููŽุงุฑู’ุฒูู‚ููˆู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ู‡ู maka berilah mereka dari harta itu sekadarnya โ€œApabila dalam pembagian warisan hadir orang-orang fakir dari kerabat si mayit yang bukan ahli waris, hadir pula orang-orang miskin dan anak-anak yatim, sedangkan harta si mayit sangat banyak. Ketika mereka melihat si ini dapat warisan, si ini dapat warisan, tebersit pula keinginan mereka mendapatkan pemberian tetapi tidak ada harapan karena mereka bukan ahli waris. Allah Subhanahu wa Taโ€™ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang memerintahkan agar diberikan kepada mereka suatu pemberian dari harta warisan itu dalam jumlah sekadarnya. Sebagai sedekah buat mereka, sebagai kebaikan dan silaturahmi kepada mereka, sekaligus untuk menghapuskan ketidakberdayaan mereka,โ€ terang Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Sedangkan Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar berpendapat, yang memberikan sedekah itu adalah orang yang mendapat warisan. Sebab mereka mendapatkan banyak harta secara tiba-tiba, maka patutlah mereka memberi kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Baca juga Surat Al Israโ€™ Ayat 26-27 4. Berkata yang Baik Poin keempat Surat An Nisaโ€™ ayat 8 ini berisi perintah berkata yang baik. ูˆูŽู‚ููˆู„ููˆุง ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ู‹ุง ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู‹ุง dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, Allah memerintahkan qaulan maโ€™rufa atau bertutur kata yang baik kepada semua orang, terlebih dengan para kerabat. Qaulan maโ€™rufa ู‚ูˆู„ุง ู…ุนุฑูˆูุง adalah perkataan, permintaan maaf dan penolakang yang baik, halus, sopan, dan tidak menyinggung perasaan. Apa hubungannya dengan pemberian dan sedekah? Jangan sampai memberi sedekah tetapi kata-katanya menyakiti si penerima. Sebab hal itu bisa menghapus pahala sedekah sebagaimana firman-Nya ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูŠูู†ู’ููู‚ููˆู†ูŽ ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ูŽู‡ูู…ู’ ูููŠ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ู„ูŽุง ูŠูุชู’ุจูุนููˆู†ูŽ ู…ูŽุง ุฃูŽู†ู’ููŽู‚ููˆุง ู…ูŽู†ู‹ู‘ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุฃูŽุฐู‹ู‰ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽุฌู’ุฑูู‡ูู…ู’ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุฑูŽุจูู‘ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ุฎูŽูˆู’ููŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ู‡ูู…ู’ ูŠูŽุญู’ุฒูŽู†ููˆู†ูŽ Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti perasaan si penerima, mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. QS. Al Baqarah 262 Selain itu, Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga lisan. Hanya berkata yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam Arbain Nawawi 15 ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู ููŽู„ู’ูŠูŽู‚ูู„ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู„ููŠูŽุตู’ู…ูุชู’ ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู ููŽู„ู’ูŠููƒู’ุฑูู…ู’ ุฌูŽุงุฑูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู ููŽู„ู’ูŠููƒู’ุฑูู…ู’ ุถูŽูŠู’ููŽู‡ู Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. HR. Bukhari dan Muslim Baca juga Isi Kandungan Surat An Nisaโ€™ Ayat 8 Kandungan Surat An Nisaโ€™ Ayat 8 Berikut ini adalah isi kandungan Surat An Nisaโ€™ Ayat 8 Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang, tolong-menolong, dan menyambung ini memerintahkan untuk memberikan bagian/sedekah kepada kerabat yang bukan ahli waris, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin yang hadir saat pembagian warisan. Terutama jika warisan itu sangat pemberian tersebut adalah sekadarnya, tidak seperti warisan yang jumlahnya sangat banyak berdasarkan ketentuan sebagaimana hak ini memerintahkan untuk bertutur kata yang baik kepada siapa saja, terutama kepada kerabat. Juga berkata yang baik kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin, jangan menyakiti mereka. Demikian Surat An Nisaโ€™ ayat 8 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat, memotivasi kita untuk menyambung kekerabatan, suka berbagi, dan menjaga lisan. Wallahu aโ€™lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Berdasarkaninformasi dari Aisyah radiAllahu anha dalam hadis di atas, Rasulullah saw sangat rajin beribadah karena beliau ingin menjadi a. Hamba yang masuk surga. b. Hamba terkasih. c. Hamba yang diampuni dosanya. d. Hamba yang bersyukur. e. Hamba pemberi syafaat bagi umatnya. Penjelasan Maksud soal: kenapa rasul rajin ibadah.
Salah satu istri Nabi yang mesti kita tahu keutamaan dan keistimewaannya adalah Aisyah. Aisyah adalah puteri dari sahabat yang mulia, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Nama kunyah Aisyah adalah Ummu Abdillah. Ia dinikahi oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika berusia 6 tahun, pernikahannya berlangsung pada dua tahun sebelum hijrah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam baru menggauli Aisyah ketika usianya 9 tahun sebagaimana Aisyah menyebutnya sendiri, disebutkan hal ini dalam riwayat yang muttafaqun alaih Bukhari-Muslim. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia ketika Aisyah berusia 18 tahun. Aisyah sendiri meninggal dunia di Madinah dan dikuburkan di pekuburan Baqiโ€™. Aisyah mewasiatkan pada Abu Hurairah untuk menyolatkannya. Aisyah meninggal dunia pada tahun 58 H. Lihat Jalaโ€™ Al-Afham, hlm. 297; 300. Keutamaan Aisyah Pertama Aisyah adalah istri yang paling dicintai oleh Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam. Dari Amr bin Al-Ash radhiyallahu anhu, ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ุฃูŽู‰ู‘ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฃูŽุญูŽุจู‘ู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉู ยป . ููŽู‚ูู„ู’ุชู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆู‡ูŽุง ยป โ€œSiapa orang yang paling engkau cintai?โ€ Beliau menjawab, โ€œAisyahโ€. Ditanya lagi, โ€œKalau dari laki-laki?โ€ Beliau menjawab, โ€œAyahnya yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq.โ€ HR. Bukhari, no. 3662 dan Muslim, no. 2384 Kedua Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak menikahi seorang perawan kecuali Aisyah. Ketiga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menerima wahyu ketika sedang berada di dalam selimut Aisyah dan hal itu tidak pernah terjadi pada istri beliau yang lain. Keempat Tatkala istri-istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam diberi pilihan untuk tetap bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan kehidupan apa adanya atau diceraikan lalu akan mendapatkan gantian dunia, maka Aisyah adalah orang pertama yang menyatakan tetap ingin bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam bagaimana pun kondisi beliau. Itulah yang disebutkan dalam ayat, ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ู‚ูู„ู’ ู„ูุฃูŽุฒู’ูˆูŽุงุฌููƒูŽ ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูู†ู‘ูŽ ุชูุฑูุฏู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุฉูŽ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽุฒููŠู†ูŽุชูŽู‡ูŽุง ููŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽูŠู’ู†ูŽ ุฃูู…ูŽุชู‘ูุนู’ูƒูู†ู‘ูŽ ูˆูŽุฃูุณูŽุฑู‘ูุญู’ูƒูู†ู‘ูŽ ุณูŽุฑูŽุงุญู‹ุง ุฌูŽู…ููŠู„ู‹ุง 28 ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูู†ู‘ูŽ ุชูุฑูุฏู’ู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุฏู‘ูŽุงุฑูŽ ุงู„ู’ุขูŽุฎูุฑูŽุฉูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุฃูŽุนูŽุฏู‘ูŽ ู„ูู„ู’ู…ูุญู’ุณูู†ูŽุงุชู ู…ูู†ู’ูƒูู†ู‘ูŽ ุฃูŽุฌู’ุฑู‹ุง ุนูŽุธููŠู…ู‹ุง 29 โ€œHai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu โ€œJika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mutโ€™ah suatu pemberian yang diberikan kepada perempuan yang telah diceraikan menurut kesanggupan suami, pen. dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki keredhaan Allah dan Rasulnya-Nya serta kesenangan di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.โ€ QS. Al-Ahzab 28-29 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika itu mengatakan, โ€œAku benar-benar ingatkan padamu. Janganlah engkau terburu-buru sampai engkau meminta izin kepada orang tuamu.โ€ Aisyah berkata, โ€œTentu kedua orang tuaku tidak menginginkanku cerai.โ€ Aisyah berkata pula, ููŽููู‰ ุฃูŽู‰ู‘ู ู‡ูŽุฐูŽุง ุฃูŽุณู’ุชูŽุฃู’ู…ูุฑู ุฃูŽุจูŽูˆูŽู‰ู‘ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูู‰ ุฃูุฑููŠุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุฏู‘ูŽุงุฑูŽ ุงู„ุขุฎูุฑูŽุฉูŽ โ€œApakah dalam masalah ini saya harus meminta izin orang tua, karena saya menginginkan Allah, Rasul-Nya dan negeri akhirat?โ€ Akhirnya, Aisyah menjadi contoh bagi istri-istrinya yang lain, mereka akhirnya berkata sebagaimana Aisyah.โ€ HR. Bukhari, no. 4786 dan Muslim, no. 1475 Kelima Di antara keistimewaannya adalah bahwa Allah membebaskannya dari tuduhan bohong haditsul ifki, seperti disebutkan dalam surah An-Nuur ayat 11-20, pen., dengan menurunkan ayat akan kesuciannya. Ayat tersebut dibaca oleh para imam dalam shalat mereka sampai hari kiamat. Aisyah temasuk orang baik, dijanjikan ampunan dan rezeki yang baik. Allah juga menjelaskan bahwa berita bohong yang menimpanya adalah baik baginya dan bukan merendahkannya. Bahkan Allah mengangkat derajatnya pada derajat yang tinggi, bahkan terus disebutkan akan kebaikan dan terbebasnya dari tuduhan keji kepadanya oleh penduduk bumi dan langit. Alangkah indahnya sanjungan pada Aisyah tersebut. Awal Kisah Aisyah Dituduh Selingkuh Faedah Surat An-Nuur 05 Awal Kisah Aisyah Dituduh Selingkuh Lanjutan Kisah Aisyah Dituduh Selingkuh Faedah Surat An-Nuur 06 Lanjutan Kisah Aisyah Dituduh Selingkuh Berakhir Kisah Aisyah Dituduh Selingkuh Faedah Surat An-Nuur 07 Berakhir Kisah Aisyah Dituduh Selingkuh Keenam Banyak dari kalangan pembesar sahabat radhiyallahu anhum jika menghadapi kesulitan dalam masalah agama, mereka meminta fatwa kepada Aisyah. Mereka mendapati ilmu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berada pada Aisyah radhiyallahu anha. Ketujuh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia di rumahnya, pada giliran harinya, pada malam harinya dan di pangkuannya, lalu dikuburkan di rumahnya. Kedelapan Pernikahan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan Aisyah bukan sembarang pernikahan. Akan tetapi perintah dari Allah Taโ€™ala. Sebagaimana hal tersebut dikisahkan oleh Aisyah radhiyallahu anha, di mana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, โ€œEngkau ditampakkan padaku dalam mimpi selama tiga malam dalam riwayat Bukhari disebut dua kali, pen.. Ada malaikat datang membawamu dengan mengenakan pakaian sutra putih, lalu malaikat itu berkata, Ini adalah istrimu.โ€™ Maka aku menyingkap wajahmu dan ternyata engkau, lalu kukatakan, ุฅูู†ู’ ูŠูŽูƒู ู‡ูŽุฐูŽุง ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูู…ู’ุถูู‡ู Seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti Dia akan menjalankannya.โ€™โ€ HR. Bukhari, no. 3895 dan Muslim, no. 2438 Kesembilan Banyak orang yang memberi hadiah pada giliran harinya Aisyah yang di sana ada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam agar supaya menjadi dekat dengan beliau shallallahu alaihi wa sallam. Disebutkan dalam hadits, โ€œPara sahabat dahulu menyengaja memberikan hadiah-hadiah mereka kepada Nabi ketika giliran Aisyah. Kata Aisyah, Berkumpullah istri-istri yang lain di tempat Ummu Salamah.โ€™ Lalu mereka berkata, Wahai Ummu Salamah, demi Allah orang-orang menyengaja memberikan hadiah-hadiah mereka pada giliran Aisyah dan bahwasanya kami pun menghendaki kebaikan sebagaimana Aisyah menghendakinya, maka mintalah kepada Rasulullah agar memerintahkan orang-orang untuk memberikan hadiah mereka kepada beliau di manapun giliran beliau.โ€™ Kata Aisyah, Ummu Salamah menyebutkan hal itu kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kata Ummu Salamah beliau berpaling dariku, ketika beliau kembali pada giliranku, aku sebutkan lagi hal itu, maka beliau berpaling dariku, ketika aku menyebutkan hal itu ketiga kalinya.โ€™ Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas berkata, ูŠูŽุง ุฃูู…ู‘ูŽ ุณูŽู„ูŽู…ูŽุฉูŽ ู„ุงูŽ ุชูุคู’ุฐููŠู†ูู‰ ููู‰ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ู‘ูŽ ุงู„ู’ูˆูŽุญู’ู‰ู ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ููู‰ ู„ูุญูŽุงูู ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู ู…ูู†ู’ูƒูู†ู‘ูŽ ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูŽุง Wahai Ummu Salamah, jangan engkau menyakiti aku lantaran Aisyah karena sesungguhnyaโ€“demi Allahโ€“tidak pernah turun kepadaku wahyu sedang aku berada di selimut seorang istriku di antara kamu, kecuali dia Aisyah.โ€ HR. Bukhari, no. 3775 Kesepuluh Syariat tayamum turun lantaran Aisyah. Aisyah pernah meminjam sebuah kalung dari Asmaโ€™ lalu kalung itu hilang. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lantas mengutus seseorang mencarinya lalu ditemukanlah kalung tersebut. Kemudian masuk waktu shalat sementara tidak ada air bersama mereka lalu mereka pun shalat, kemudian mereka mengadukan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka Allah pun menurunkan ayat tentang tayammum, maka Usaid bin Hudhair berkata kepada Aisyah, ุฌูŽุฒูŽุงูƒู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ุŒ ููŽูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ุจููƒู ุฃูŽู…ู’ุฑูŒ ุชูŽูƒู’ุฑูŽู‡ููŠู†ูŽู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฐูŽู„ููƒู ู„ูŽูƒู ูˆูŽู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽ ูููŠู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง โ€œSemoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Demi Allah, tidaklah menimpamu sesuatu yang engkau benci melainkan Allah menjadikan padanya kebaikan bagimu dan bagi kaum muslimin.โ€ HR. Bukhari, no. 336 dan Muslim, no. 367 Semoga keutamaan Aisyah menjadi teladan bagi kita semua. Wallahu waliyyut taufiq. Referensi Jalaโ€™ Al-Afham fi Fadhl Ash-Shalah wa As-Salaam ala Muhammad Khair Al-Anam. Cetakan kedua, Tahun 1431 H. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Hlm. 297-300. โ€” Disusun di Pesantren Darush Sholihin, Jumat pagi , 21 Shafar 1439 H Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Aisyahradhiyallahu 'anha berkata tentang wanita yang memiliki empat anak dan ia memiliki 3000 dirham bahwa tidak ada wasiat pada hartanya. Sedangkan Ibrahim An nakha'iy berkata, "1000 dirham sampai 500 dirham (ada wasiat)." Qatadah berkata tentang ayat, ุฅูู†ู’ ุชูŽุฑูŽูƒูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง Artinya: jika ia meninggalkan harta, yaitu jika sampai 1000 dirham ke atas.

Teks Jawaban yang dimaksud dalam pertanyaan di atas adalah apa yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwa ia berkata ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุชููŠ ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุนูู†ู’ุฏููŠ ุŒ ุงู†ู’ู‚ูŽู„ูŽุจูŽ ููŽูˆูŽุถูŽุนูŽ ุฑูุฏูŽุงุกูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽุฎูŽู„ูŽุนูŽ ู†ูŽุนู’ู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽูˆูŽุถูŽุนูŽู‡ูู…ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ูˆูŽุจูŽุณูŽุทูŽ ุทูŽุฑูŽููŽ ุฅูุฒูŽุงุฑูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ููุฑูŽุงุดูู‡ู ุŒ ููŽุงุถู’ุทูŽุฌูŽุนูŽ ุŒ ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู„ู’ุจูŽุซู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฑูŽูŠู’ุซูŽู…ูŽุง ุธูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽู‚ูŽุฏู’ุชู ุŒ ููŽุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุฑูุฏูŽุงุกูŽู‡ู ุฑููˆูŽูŠู’ุฏู‹ุง ุŒ ูˆูŽุงู†ู’ุชูŽุนูŽู„ูŽ ุฑููˆูŽูŠู’ุฏู‹ุง ุŒ ูˆูŽููŽุชูŽุญูŽ ุงู„ู’ุจูŽุงุจูŽ ููŽุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุฌูŽุงููŽู‡ู ุฑููˆูŽูŠู’ุฏู‹ุง ุŒ ููŽุฌูŽุนูŽู„ู’ุชู ุฏูุฑู’ุนููŠ ูููŠ ุฑูŽุฃู’ุณููŠ ุŒ ูˆูŽุงุฎู’ุชูŽู…ูŽุฑู’ุชู ุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽู†ู‘ูŽุนู’ุชู ุฅูุฒูŽุงุฑููŠ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุทูŽู„ูŽู‚ู’ุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุซู’ุฑูู‡ู ุŒ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฌูŽุงุกูŽ ุงู„ู’ุจูŽู‚ููŠุนูŽ ููŽู‚ูŽุงู…ูŽ ุŒ ููŽุฃูŽุทูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฑูŽููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุซูŽู„ูŽุงุซูŽ ู…ูŽุฑู‘ูŽุงุชู ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุญูŽุฑูŽููŽ ููŽุงู†ู’ุญูŽุฑูŽูู’ุชู ุŒ ููŽุฃูŽุณู’ุฑูŽุนูŽ ููŽุฃูŽุณู’ุฑูŽุนู’ุชู ุŒ ููŽู‡ูŽุฑู’ูˆูŽู„ูŽ ููŽู‡ูŽุฑู’ูˆูŽู„ู’ุชู ุŒ ููŽุฃูŽุญู’ุถูŽุฑูŽ โ€“ ุฃูŠ ุฑูƒุถ - ููŽุฃูŽุญู’ุถูŽุฑู’ุชู ุŒ ููŽุณูŽุจูŽู‚ู’ุชูู‡ู ููŽุฏูŽุฎูŽู„ู’ุชู ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู ุงุถู’ุทูŽุฌูŽุนู’ุชู ุŒ ููŽุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽูƒู ูŠูŽุง ุนูŽุงุฆูุดู ุŒ ุญูŽุดู’ูŠูŽุง ุฑูŽุงุจููŠูŽุฉู‹ ุŸ - ุงู„ุญุดุง ุงู„ุชู‡ูŠุฌ ุงู„ุฐูŠ ูŠุนุฑุถ ู„ู„ู…ุณุฑุน ููŠ ู…ุดูŠู‡ ุจุณุจุจ ุงุฑุชูุงุน ุงู„ู†ูุณ ุŒ ุฑุงุจูŠุฉ ู…ุฑุชูุนุฉ ุงู„ุจุทู† - ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ู’ุชู ู„ูŽุง ุดูŽูŠู’ุกูŽ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽุชูุฎู’ุจูุฑููŠู†ููŠ ุฃูŽูˆู’ ู„ูŽูŠูุฎู’ุจูุฑูŽู†ู‘ููŠ ุงู„ู„ู‘ูŽุทููŠูู ุงู„ู’ุฎูŽุจููŠุฑู . ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ู’ุชู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุŒ ุจูุฃูŽุจููŠ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽุฃูู…ู‘ููŠ ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑู’ุชูู‡ู . ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽู†ู’ุชู ุงู„ุณู‘ูŽูˆูŽุงุฏู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฃูŽู…ูŽุงู…ููŠ ุŸ ู‚ูู„ู’ุชู ู†ูŽุนูŽู…ู’ . ููŽู„ูŽู‡ูŽุฏูŽู†ููŠ ูููŠ ุตูŽุฏู’ุฑููŠ ู„ูŽู‡ู’ุฏูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุนูŽุชู’ู†ููŠ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุธูŽู†ูŽู†ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญููŠููŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุŸ - ุฃูŠ ู‡ู„ ุธู†ู†ุช ุฃู†ูŠ ุฃุธู„ู…ูƒ ุจุงู„ุฐู‡ุงุจ ุฅู„ู‰ ุฒูˆุฌุงุชูŠ ุงู„ุฃุฎุฑู‰ ููŠ ู„ูŠู„ุชูƒ - ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู…ูŽู‡ู’ู…ูŽุง ูŠูŽูƒู’ุชูู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ู’ู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุŒ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฌูุจู’ุฑููŠู„ูŽ ุฃูŽุชูŽุงู†ููŠ ุญููŠู†ูŽ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุŒ ููŽู†ูŽุงุฏูŽุงู†ููŠ ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ููŽุงู‡ู ู…ูู†ู’ูƒู ุŒ ููŽุฃูŽุฌูŽุจู’ุชูู‡ู ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ููŽูŠู’ุชูู‡ู ู…ูู†ู’ูƒู ุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒู ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ูˆูŽุถูŽุนู’ุชู ุซููŠูŽุงุจูŽูƒู ุŒ ูˆูŽุธูŽู†ูŽู†ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽู‚ูŽุฏู’ุชู ุŒ ููŽูƒูŽุฑูู‡ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ุฃููˆู‚ูุธูŽูƒู ุŒ ูˆูŽุฎูŽุดููŠุชู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุณู’ุชูŽูˆู’ุญูุดููŠ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฃู’ุชููŠูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุจูŽู‚ููŠุนู ููŽุชูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ . ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ู’ุชู ูƒูŽูŠู’ููŽ ุฃูŽู‚ููˆู„ู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ููˆู„ููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุฏู‘ููŠูŽุงุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽ ุŒ ูˆูŽูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽู‚ู’ุฏูู…ููŠู†ูŽ ู…ูู†ู‘ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽุฃู’ุฎูุฑููŠู†ูŽ ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽุง ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจููƒูู…ู’ ู„ูŽู„ูŽุงุญูู‚ููˆู†ูŽ ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู… 974 โ€œPada saat giliran hari Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- bermalam di rumahku, beliau datang dengan menaruh selendangnya dan melepas sandalnya, beliau meletakkan keduanya di dekat kaki beliau, dan membentangkan kainnya di atas tempat tidurnya, seraya beliau merebah, beliau mengira saya sudah tertidur, sesaat setelah itu beliau mengambil kembali selendang dan memakai kedua sandalnya, lalu membuka pintu dan keluar, saya memakai baju saya dan memakai hijab saya dan saya memakai kain saya, kemudian saya mengejar beliau, sesampainya beliau di Baqiโ€™ beliau berdiri dalam waktu lama, kemudian beliau mengangkat kedua tangannya tiga kali, kemudian beliau belok saya juga ikut belok, beliau berjalan cepat, saya pun demikian, beliau lari-lari kecil, saya juga melakukannya, beliau menghentakkan kaki, saya pun ikut melakukannya. Saya mendahului beliau dan masuk rumah langsung tidur, baru beliau masuk dan bersabda โ€œAda apa denganmu wahai Aisyah ?, kenapa terburu-buru sampai nafasmu tersengal-sengal ?, ia menjawab โ€œTidak ada apa-apaโ€. Beliau bersabda โ€œKamu akan memberitahukan yang sebenarnya atau saya akan diberitau oleh Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui ?!โ€. Ia berkata โ€œWahai Rasulullah, demi Alloh, saya akan memberitahukan yang sebenarnya. Beliau bersabda โ€œApakah kamu adalah sesuatu yang hitam yang saya lihat di depan saya ?โ€. Saya menjawab โ€œYa, maka beliau mendorong dada saya dengan dorongan yang menyakitkan, lalu bersabda โ€œApakah kamu mengira bahwa Alloh dan Rasul-Nya akan berlaku dzalim kepadamu ?, maksudnya โ€œApakah kamu mengira saya akan mendzalimimu untuk pergi ke rumah istri-istri saya yang lain pada malam giliranmu ?โ€, ia menjawab โ€œMeskipun semua orang menyembunyikan hal itu, Alloh Maha Mengetahui ?, ya beliau bersabda โ€œSungguh Jibril telah mendatangiku ketika dia melihatmu sedang tertidur, dia memanggilku, dia menyembunyikannya darimu, saya memenuhi panggilannya dan saya pun menyembunyikannya darimu, dia tidak mau masuk rumah mu pada saat kamu sudah melepaskan baju luar mu, saya juga telah mengira bahwa kamu sudah tertidur, saya tidak mau membangunkanmu, saya hawatir kamu akan marah ?, maka malaikat Jibril berkata โ€œSesungguhnya Tuhanmu menyuruhmu untuk mendatangi kuburan Baqiโ€™ dan memohonkan ampun bagi mereka kepada Allohโ€. Saya berkata โ€œApa yang harus saya katakan kepada mereka ?โ€, beliau bersabda โ€œUcapkanlah โ€œKeselamatan bagi penduduk pemukiman kuburan ini bagi mereka kaum mukminin dan muslimin, semoga Alloh memberikan rahmat kepada para pendahulu kita dan kepada mereka yang akan datang, dan sungguh kami akan menyusul kalian semuaโ€. HR. Muslim 974 Penjelasan dari syubhat yang tertera dalam pertanyaan di atas bisa beberapa hal, di antaranya adalah Pertama Perkataan Aisyah โ€“radhiyallahu anha- ููŽู„ูŽู‡ูŽุฏูŽู†ููŠ ูููŠ ุตูŽุฏู’ุฑููŠ ู„ูŽู‡ู’ุฏูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุนูŽุชู’ู†ููŠ โ€œMaka beliau telah mendorong dada saya dengan dorongan yang menjadikan saya merasa kesakitanโ€. Menunjukkan bahwa perbuatan tersebut dilakukan dari beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, dan hanya โ€œal Lahdโ€ yang berarti dorongan di dada atau โ€œAl Lakzuโ€ mendorong dengan tangan mengepal, namun hal itu tidak sampai kepada pukulan sebenarnya dengan tujuan untuk menyakiti atau menjadikannya hina, bahkan disebutkan di dalam Lisan Al Arabi 3/393 bahwa di antara makna โ€œal Lahdโ€ adalah โ€œal Ghomzuโ€ menunjuk dengan tangan, dan di dalam Taajul Aruusy 9/145 bahwa di antara makna โ€œAl Lahdโ€ adalah โ€œadh Dhoghtuโ€ tekanan. Abu Ubaid al Qosim bin Salam โ€“rahimahullah- telah berkata โ€œู„ูŽู‡ูŽุฏุชู‘ู ุงู„ุฑุฌู„ ุฃู„ู‡ุฏู‡ ู„ู‡ุฏุงapabila dia telah mendorongnyaโ€.Gharib al Hadits 4/260 Ibnu Faris โ€“rahimahullah- berkata โ€œู„ู‡ุฏุช ุงู„ุฑุฌู„ adalah saya telah mendorongnyaโ€. Mujmal al Lughah 796 Ibnul Atsir โ€“rahimahullah- berkata โ€œAl Lahdu adalah dorongan kuat di dadaโ€. An Nihayah 4/281 Semua makna di atas adalah sinonim satu sama lain yang berarti menunjukkan bahwa Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- tidak memukulnya seperti yang diinginkan oleh mereka yang ingin menghina beliau, akan tetapi beliau menunjuknya dengan tangan, mendorongnya di dadanya hingga ia merasakan sakit, akan tetapi rasa sakit yang ringan yang tidak disengaja, tujuannya sebagai peringatan dan pembelajaran. Kedua Kalau saja pembaca hadits di atas membacanya dengan berlahan-lahan, maka pasti ia akan mengetahui bahwa hadits tersebut menjadi salah satu dalil akan keagungan akhlak Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, sebagai seorang laki-laki yang hidup bersama istrinya dalam beberapa tahun lamanya, sementara ada beberapa perilaku istrinya yang kurang baik karena rasa cemburu yang menjadi sifat bawaan setiap wanita, kemudian juga tidak diketahui bahwa beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- yang memulai menyakitinya dengan perkataan atau perbuatan kecuali apa mereka klaimkan kekerasan rumah tangga itu ada pada hadits di atas, meskipun banyaknya para perawi yang meriwayatkan tentang semua rincian kehidupan beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, semua itu menjadi dalil akan kesempurnaan beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-. Adapun mereka orang-orang yang dengki, para pencela mereka mencari-cari kalau saja beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- telah memukul istrinya dengan pukulan yang parah, atau minimal pukulan yang menyakitkan sebagai kekerasan dan penghinaan, akan tetapi mereka gagal dan tidak berhasil menemukan, tujuan mereka pada hadits di atas adalah perkataan Aisyah โ€“radhiyallahu anha- berkata ููŽู„ูŽู‡ูŽุฏูŽู†ููŠ ูููŠ ุตูŽุฏู’ุฑููŠ ู„ูŽู‡ู’ุฏูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุนูŽุชู’ู†ููŠ โ€œMaka beliau mendorong dada saya dengan dorongan yang menyakitkanโ€. Barang siapa yang ingin memukul dan menghinakannya tentu tidak hanya dengan dorongan di dadanya, akan tetapi menggunakan semua kekuatannya pada semua sisi tubuh dan wajahnya, dan akan meninggalkan bekas penganiayaan pada tubuh yang dipukulinya, dan kami tidak menemukan semua itu pada hadits Aisyah โ€“radhiyallahu anha-. Ketiga Hadits ini menunjukkan akan kesempurnaan akhlak Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, kasih sayang beliau, kelembutan hati beliau โ€“alaihis shalatu was salam-; karena beliau tidak berlaku keras, tidak memukul dan tidak menghina, akan tetapi beliau menyalahkan dengan cara yang lembut tujuannya untuk memberikan pelajaran kepada Aisyah โ€“radhiyallahu anha- dan semua umat Islam setelahnya. Sungguh Alloh dan Rasul-Nya tidak berlaku dzalim kepada siapapun, dan bahwa tidak boleh bagi seseorang untuk bersuudzon kepada Alloh dan Rasul-Nya, bahkan menjadi kewajiban seseorang untuk berhusnudzon kepada Alloh dan ridho dengan semua pembagian Alloh โ€“azza wa jalla-, bahwa dorongan/tepukan tersebut menjadi salah satu metode pendidikan dan pengajaran dan peringatan kepada perkara besar dan penting agar tidak terlupakan oleh Aisyah, meskipun ada rasa cemburu kepada Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- dan rasa cintanya kepada beliau, maka Nabiyullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- bukanlah tempat yang diperkirakan akan mendzalimi seorang istri demi para istrinya yang lain, tidak mungkin hal itu dilakukan oleh beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-. Keempat Yang menunjukkan bahwa dorongan beliau bukan termasuk pukulan yang menyakitkan, akan tetapi untuk pengajaran dan peringatan, percakapan yang lengkap antara Nabi โ€“sahallallahu alaihi wa sallam- dan istrinya Aisyah adalah percakapan yang bermanfaat dan sejuk yang menunjukkan kasih sayang seorang muโ€™allim dan murabbi โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, karena beliau menjelaskan sebabnya keluar rumah pada waktu yang larut malam, beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- membuka pintu pelan-pelan pada saat keluar rumah dengan tanpa suara agar tidak sampai membangunkan istrinya, penjelasan dan permintaan maaf tersebut dilakukan tanpa rasa marah apalagi sengaja menyakiti, namun berasal dari seorang suami yang mulia, pengasih dan penyayang, menghormati istrinya, menjelaskan alasannya, menjelaskan dengan rinci apa yang sebenarnya terjadi, agar dia juga ikut menyimak ceritanya, hingga tercipta di dalam dirinya rasa kepercayaan kepada suaminya yang ikhlas dan jujur. Aโ€™isyah berkata ู…ูŽู‡ู’ู…ูŽุง ูŠูŽูƒู’ุชูู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ู’ู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุŒ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฌูุจู’ุฑููŠู„ูŽ ุฃูŽุชูŽุงู†ููŠ ุญููŠู†ูŽ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุŒ ููŽู†ูŽุงุฏูŽุงู†ููŠ ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ููŽุงู‡ู ู…ูู†ู’ูƒู ุŒ ููŽุฃูŽุฌูŽุจู’ุชูู‡ู ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ููŽูŠู’ุชูู‡ู ู…ูู†ู’ูƒู ุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒู ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ูˆูŽุถูŽุนู’ุชู ุซููŠูŽุงุจูŽูƒู ุŒ ูˆูŽุธูŽู†ูŽู†ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽู‚ูŽุฏู’ุชู ุŒ ููŽูƒูŽุฑูู‡ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ุฃููˆู‚ูุธูŽูƒู ุŒ ูˆูŽุฎูŽุดููŠุชู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุณู’ุชูŽูˆู’ุญูุดููŠ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฃู’ุชููŠูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุจูŽู‚ููŠุนู ููŽุชูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ . ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ู’ุชู ูƒูŽูŠู’ููŽ ุฃูŽู‚ููˆู„ู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ููˆู„ููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุฏู‘ููŠูŽุงุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽ ุŒ ูˆูŽูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽู‚ู’ุฏูู…ููŠู†ูŽ ู…ูู†ู‘ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽุฃู’ุฎูุฑููŠู†ูŽ ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽุง ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจููƒูู…ู’ ู„ูŽู„ูŽุงุญูู‚ููˆู†ูŽ . โ€œโ€œMeskipun semua orang menyembunyikan hal itu, Alloh Maha Mengetahui ?, ya beliau bersabda โ€œSungguh Jibril telah mendatangiku ketika dia melihatmu, dia memanggilku, dia menyembunyikannya darimu, saya memenuhi panggilannya dan saya pun menyembunyikannya darimu, dia mau masuk rumah mu pada saat kamu sudah melepaskan bajumu, saya juga telah mengira bahwa kamu sudah tidur, saya tidak mau membangunkanmu, saya hawatir kamu akan marah ?, maka malaikat Jibril berkata โ€œSesungguhnya Tuhanmu menyuruhmu untuk mendatangi kuburan Baqiโ€™ dan memohonkan ampun bagi mereka kepada Allohโ€. Saya berkata โ€œApa yang harus saya katakan kepada mereka ?โ€, beliau bersabda โ€œUcapkanlah โ€œKeselamatan bagi penduduk pemukiman kuburan ini bagi mereka kaum mukminin dan muslimin, semoga Alloh memberikan rahmat kepada para pendahulu kita dan kepada mereka yang akan datang, dan sungguh kami akan menyusul kalian semuaโ€. Seorang yang jujur dan ikhlas akan memikirkan untuk mencari kebenaran, keadaan seorang suami yang mempunyai urusan penting pada saat ia tidur diranjang dengan istrinya pada malam hari, kemudian beliau ingin keluar rumah namun tidak mau membangunkannya dari tidurnya karena hawatir akan mengganggu tidurnya, beliau juga enggan jika ia bangun akan marah, dan merasa hawatir akan kehilangan suaminya yang berada di sisinya secara tiba-tiba. Kelima Kalau kami sebutkan semua hadits-hadits yang menunjukkan kesantunan beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- kepada para istri beliau maka bisa jadi sampai berlembar-lembar, karena beliau memang sosok yang penyantun, penyayang pada kondisi-kondisi tertentu yang kalau dihadapi oleh seorang suami biasa sudah bisa dipastikan tidak mampu menahan ketenangan dirinya, kecuali beliau yang mempunyai akhlak yang agung โ€“shallallahu alaihi wa sallam- yang menghiasi dirinya dengan sifat sabar dan santun, bahkan menahan semua hal yang akan menyakiti istrinya. Di antaranya adalah yang sebagaimana diriwayatkan oleh Ummu Salamah โ€“radhiyallahu anha- ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุฃูŽุชูŽุชู’ ุจูุทูŽุนูŽุงู…ู ูููŠ ุตูŽุญู’ููŽุฉู ู„ูŽู‡ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุŒ ููŽุฌูŽุงุกูŽุชู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉู ู…ูุชู‘ูŽุฒูุฑูŽุฉู‹ ุจููƒูุณูŽุงุกู ุŒ ูˆูŽู…ูŽุนูŽู‡ูŽุง ููู‡ู’ุฑูŒ โ€“ ูˆู‡ูˆ ุญุฌุฑ ู…ู„ุก ุงู„ูƒู -ุŒ ููŽููŽู„ูŽู‚ูŽุชู’ ุจูู‡ู ุงู„ุตู‘ูŽุญู’ููŽุฉูŽ ุŒ ููŽุฌูŽู…ูŽุนูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ููู„ู’ู‚ูŽุชูŽูŠู’ ุงู„ุตู‘ูŽุญู’ููŽุฉู ุŒ ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ูƒูู„ููˆุง ุŒ ุบูŽุงุฑูŽุชู’ ุฃูู…ู‘ููƒูู…ู’ . ู…ูŽุฑู‘ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตูŽุญู’ููŽุฉูŽ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุŒ ููŽุจูŽุนูŽุซูŽ ุจูู‡ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูู…ู‘ู ุณูŽู„ูŽู…ูŽุฉูŽ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุนู’ุทูŽู‰ ุตูŽุญู’ููŽุฉูŽ ุฃูู…ู‘ู ุณูŽู„ูŽู…ูŽุฉูŽ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ููŠ " ุงู„ุณู†ู† " 3956 ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ ููŠ " ุตุญูŠุญ ุงู„ู†ุณุงุฆูŠ " โ€œPada saat ia membawa makanan di atas piringnya kepada Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- dan para sahabat beliau, maka Aisyah datang dengan memakai pakaian bawahan tertentu dengan membawa batu sebesar genggaman tangan dan memecahkan sebuah piring, maka Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- mengumpulkan pecahan piring tersebut dan bersabda โ€œKalian semua silahkan makan, ibu kalian sedang cemburu dua kaliโ€. Kemudian Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- mengambil piringnya Aisyah untuk diberikan kepada Ummu Salamah, dan memberikan piring Ummu Salamah yang pecah kepada Aisyahโ€. HR. Nasaโ€™i dalam As Sunan 3956 dan dishahihkan oleh Albani dalam Shahih an Nasaโ€™i Dari Nuโ€™man bin Basyir โ€“radhiyallahu anhu- berkata ุฌูŽุงุกูŽ ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ูŠูŽุณู’ุชูŽุฃู’ุฐูู†ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŒ ููŽุณูŽู…ูุนูŽ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุฑูŽุงููุนูŽุฉูŒ ุตูŽูˆู’ุชูŽู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŒ ููŽุฃูŽุฐูู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุŒ ููŽุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽุฉูŽ ุฃูู…ู‘ู ุฑููˆู…ูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุชูŽู†ูŽุงูˆูŽู„ูŽู‡ูŽุง ุŒ ุฃูŽุชูŽุฑู’ููŽุนููŠู†ูŽ ุตูŽูˆู’ุชูŽูƒู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุญูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ู ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูŽุง ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŒ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ู„ูŽู‡ูŽุง ูŠูŽุชูŽุฑูŽุถู‘ูŽุงู‡ูŽุง ุฃูŽู„ูŽุง ุชูŽุฑูŽูŠู’ู†ูŽ ุฃูŽู†ู‘ููŠ ู‚ูŽุฏู’ ุญูู„ู’ุชู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒู . ู‚ูŽุงู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ุฌูŽุงุกูŽ ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ุŒ ููŽุงุณู’ุชูŽุฃู’ุฐูŽู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽูˆูŽุฌูŽุฏูŽู‡ู ูŠูุถูŽุงุญููƒูู‡ูŽุง ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุฐูู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุŒ ููŽุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽุดู’ุฑููƒูŽุงู†ููŠ ูููŠ ุณูู„ู’ู…ููƒูู…ูŽุง ุŒ ูƒูŽู…ูŽุง ุฃูŽุดู’ุฑูŽูƒู’ุชูู…ูŽุงู†ููŠ ูููŠ ุญูŽุฑู’ุจููƒูู…ูŽุง ุฑูˆุงู‡ ุฃุญู…ุฏ ููŠ " ุงู„ู…ุณู†ุฏ " 30/341-342 ูˆู‚ุงู„ ุงู„ู…ุญู‚ู‚ูˆู† ุฅุณู†ุงุฏู‡ ุตุญูŠุญ ุนู„ู‰ ุดุฑุท ู…ุณู„ู…. โ€œPada saat Abu Bakar mendatangi Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- meminta izin untuk masuk, dia mendengar Aisyah bersuara keras kepada Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, maka beliau mengizinkannya masuk, masuklah Abu Bakar dan berkata Wahai anak perempuan dari Ibu Ruuman dan ia memakannya, apakah kamu mengangkat suaramu di hadapan Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- ?. Maka Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- menjadi penengah antara Aisyah dan ayahandanya, setelah Abu Bakar keluar rumah, maka Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- bersabda kepada Aisyah untuk mencari keridhoannya โ€œTidakkah kamu melihat bahwa saya telah membantu menyelesaikan masalahmu dengan ayahandamu. Kemudian Abu Bakar datang lagi dan meminta izin kepada beliau, maka ia mendapati Rasulullah sedang bercanda dengan Aisyah. Maka beliau mengizinkannya masuk, seraya Abu Bakar berkata โ€œWahai Rasulullah, sertakan saya dalam kedamaian anda berdua, sebagaimana kalian berdua telah menyertakan saya pada perselisihan anda berduaโ€. HR. Ahmad dalam Al Musnad 30/341-342, Para pentahqiq berkata โ€œSanadnya hasan sesuai dengan syarat Imam Muslim Maka hendaknya orang-orang yang dengki itu mengambil pelajaran, betapa banyak kasih sayang Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- kepada istrinya Aisyah โ€“radhiyallahu anha- , begitu besar juga cinta beliau kepadanya hingga pada kondisi-kondisi yang keras di hadapan para tamunya ia memecahkan piring makanan di hadapan mereka, seraya beliau mencarikan penyebabnya dengan bersabda ุบุงุฑุช ุฃู…ูƒู… โ€œibu kalian sedang cemburuโ€. Bukankah rasa cemburu itu yang menjadi penyebab Aisyah โ€“radhiyallahu anha- ikut keluar rumah di belakang Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- dari rumahnya pada malam tersebut, karena ia mengira bahwa beliau keluar akan menemui para istri beliau yang lain, semua itu tidak menjadikan beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- berlaku kasar kepadanya dengan memukul dengan pukulan yang menyakitkan yang banyak terjadi pada suami biasa. Keenam Jika โ€œal Lahdahโ€ dorongan/tepukan itu berarti pukulan sebenarnya dengan keras, maka Aisyah โ€“radhiyallahu anha- akan menangis karenanya sebagaimana para gadis yang sebaya dengannya dan akan memperlihatkan rasa sakitnya dan akan mengingkarinya, akan tetapi dia tidak melakukannya, akan tetapi dia segera melanjutkan pembicaraannya bersama Nabi โ€“shallallahhu alaihi wa sallam- dan bertanya dengan penuh kesopanan tentang dzikir yang disunnahkan pada saat ziarah kubur, maka hal itu menunjukkan bahwa dorongan/tepukan tersebut tidak lain kecuali merupakan pendidikan dan peringatan semata, dan bahwa Aisyah โ€“radhiyallahu anha- tidak merasakan kecuali rasa sakit yang paling ringan yang hal itu selalu dicari-cari oleh mereka para pencela Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam-. Ketujuh Kemudian kami juga berpendapat Jika seorang suami memukul istrinya โ€“jika sebatas pukulan biasa tanpa ada unsur merendahkan dan penghinaan dan hal itu memang dibutuhkan- maka hal itu dibolehkan oleh al Qurโ€™an al Karim ุงู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู ู‚ูŽูˆู‘ูŽุงู…ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกู ุจูู…ูŽุง ููŽุถู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูŽุนู’ุถูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุจูŽุนู’ุถู ูˆูŽุจูู…ูŽุง ุฃูŽู†ู’ููŽู‚ููˆุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ูู‡ูู…ู’ ููŽุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญูŽุงุชู ู‚ูŽุงู†ูุชูŽุงุชูŒ ุญูŽุงููุธูŽุงุชูŒ ู„ูู„ู’ุบูŽูŠู’ุจู ุจูู…ูŽุง ุญูŽููุธูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽุงุชููŠ ุชูŽุฎูŽุงูููˆู†ูŽ ู†ูุดููˆุฒูŽู‡ูู†ู‘ูŽ ููŽุนูุธููˆู‡ูู†ู‘ูŽ ูˆูŽุงู‡ู’ุฌูุฑููˆู‡ูู†ู‘ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุถูŽุงุฌูุนู ูˆูŽุงุถู’ุฑูุจููˆู‡ูู†ู‘ูŽ ููŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุทูŽุนู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ููŽู„ูŽุง ุชูŽุจู’ุบููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู†ู‘ูŽ ุณูŽุจููŠู„ู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ููŠู‘ู‹ุง ูƒูŽุจููŠุฑู‹ุง ุงู„ู†ุณุงุก/34. โ€œKaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besarโ€. QS. An Nisaโ€™ 34 Aisyah โ€“radhiyallahu anha- telah berbuat kesalahan karena keluar rumah tanpa seizin dari suaminya โ€“shallallahu alaihi wa sallam- namun alasannya karena untuk mengikuti suaminya, dan bahwa ia merasa tenang dengan berada didekat beliau, beliau pun mengetahui keberadaan istrinya. Akan tetapi perilaku Aisyah adalah sebuah kesalahan, namun bersamaan itu Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- tidak menggunakan apa yang dibolehkan al Qurโ€™an al Karim memukulnya dengan pukulan yang ringan, kalau saja beliau menggunakannya maka hal itu masih dianggap wajar. Menjadi hak beliau untuk memberikan sangsi pada sebuah kesalahan, sebagaimana Nabi Musa โ€“alaihis salam- memegang rambut kepala saudaranya Nabi Harun sambil menariknya ke arahnya. Akan tetapi Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- menggunakan dorongan pada dada istrinya disertai peringatan Alloh โ€“azza wa jalla-, tentu yang demikian itu termasuk kesempurnaan akhlak beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-. Wallahu aโ€™lam.

Wu9J2Z. 316 450 256 401 188 55 274 321 128

berikut ini yang bukan kandungan dari hadits aisyah radhiyallahu anha