Nama Yanisah Afuah Defriva Nim 702016070 Naskah Pidato Islami Da'i bertemakan Mensyukuri Nikmat Allah Assalamu'alikum sobat, kali ini saya akan berbagi naskah Da'i bertemakan Mensyukuri Nikmat Allah. ِ قَْا ِكَِْا ِلِ ُدََِْْ ََِْا َِتَخ ٍ دَُّ َِدِ َس ىََع ِ َص َُّّ . ِاو ِنَِِْْ َََح يِذّا ُِِْْا َِْ ىَِ ٍنَْحِِب ََُِْت ََْو َِْجَ ِرَْخَا ِهَِْصََو ِِِ ّطا ِهِآ ىََعَو َِسُْاَوِ دادَْ َّ . ِ Kaum muslimin wal muslimat yang dirahmati Allah. Pada kesempatan yang indah ini perkenankanlah ananda menyampaikan pidato yang berjudul “mensyukuri nikmat Allah” Teman-teman, siapa yang tahu arti syukur itu ? Arti syukur adalah berterima kasih dan memuji si pemberi nikmat yaitu Allah SWT baik secara langsung maupun tidak secara langsung atas karunia atau kebaikan dari Allah. Pengungkapan rasa syukur meliputi tiga hal yaitu Teman- teman…..! ingin tahu kan? Yang pertama, Mengakui nikmat dalam batin. Artinya kita meyakini bahwa apa saja yang telah kita rasakan, baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, itu adalah dari Allah SWT. Adapun yang selanjunya adalah membicarakan secara lahir atau lisan yang artinya kita senantiasa mengingat dan menyebut-nyebut kemurahan dan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita. Hal ini sesuai firman Allah dalam Al- Qur’an surat Ad -Dhuha ayat 11 yang bunyinya “ yang artinya ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut - nyebutnya.” Teman-teman ingin tahu yang terakhir? Cara besyukur yang ketiga adalah menjadikan nikmat karunia Allah sebagai sarana taat kepada Allah. Faktor pertama dan kedua belum mencapai nilai haqiqi apabila faktor yang ketiga ini dapat direalisasikan. Dan hanya orang-orang yang berimanlah yang bisa bersyukur dengan sebaik-baiknya. Merekalah yang tahu hakikat syukur yang sebenarnya. Kalau kita lihat dan perhatikan di sekitar kita, betapa banyak nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada hamba-hamba-Nya. Dari nikmat hidup, sarana prasarana penunjang, sampai nikmat yang terbesar yaitu nikmat Iman dan Islam. Dan kalaulah kita hitung nikmat Allah niscaya kita takkan mampu menghitungya. Hal itu karena nikmat Allah sangatlah banyak, sebagaimana Allah berfirman “Wa inn ta’udduu ni’matallallohi laatuhsyuuhaa” yang artinya dan jikalau kamu menghitung -hitung nikmat Allah, niscaya kamu takkan dapat menghitungnya.” Hadirin yang di rahmati Allah. Oleh karenanya sepantasnyalah kita selaku hamba Allah yang begitu banyak mendapatkan fasilitas nikmat ini untuk pandai bersyukur atas anugerahnya. Bahkan rasulullah pun tak henti- hentinya untuk selalu berdo’a dan berusaha untuk menjadi hamba yang selalu bersyukur. Hal itu mencontohkan, hendaknya seorang hamba selalu bersyukur atas apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Untuk mendorong para hamba-Nya untuk selalu bersyukur, Allah menjanjikan akan menambah dengan tambahan yng berlipat ganda dan sebaliknya Allah akan memberikan adzab yang pedih bagi mereka yang mengingkari nikmat Allah SWT. Janji Allah ini dapat kita baca pada firman Allah dalam Al- Qur’an surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi “La ingsyakartum la aziidannakum walaingkafartum inna adzabii lasyadid” “Sungguh bila kamu bersyukur atas nikmat -Ku akan Aku tambah nikmat-Ku kepadamu namun apabila kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya adzab- Ku amat pedih” Hadirin yang di rahmati Allah. Dengan demikian, jika kita dapat mengamalkan firman Allah tersebut, Allah pasti akan melipat gandakan nikmat-Nya dan menjauhkan adzab-Nya.
Home/ Dasar-Dasar Islam / Tazkiyatun Nufus / Mensyukuri Nikmat Allah SWT. Mensyukuri Nikmat Allah SWT. Habiburrahman El Shirazy 09/04/13 | 08:30 Tazkiyatun Nufus komentar 11.767 Hits [youtube _-DOV-FKhA 640] Ceramah tentang "Mensyukuri Nikmat Allah SWT", yang disampaikan di Masjid KJRI Los Angeles pada tanggal 31 Maret
Penjelasan Hadits Mengenai Mensyukuri Enak Allah Swt. Semua sumur daya alam yang terserah merupakan rezeki dan legit dari Almalik Swt yang tak terhitung nilainya dan dikaruniakan Allah Swt kepada sosok, oleh karena itu manusia seharusnya pandai-pakar mensyukurinya dan salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah Swt adalah dengan beribadah kepada-Nya, memelihara Alam dan tidak merusaknya. a. Hadits Riwayat Serdak Dawud. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, ia mengomong “Tidak dianggap bersyukur kepada Yang mahakuasa bani adam yang tidak berterima kasih kepada hamba allah.” HR. Duli Duwud. b. Hadits Riwayat Orang islam. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ Berpunca Abu Hurairah berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Pandanglah orang yang bakir dibawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih laik membentuk kalian bukan mengkufuri nikmat Sang pencipta” HR. Muslim. Dalam hadis ini, Rasulullah Saw memperingatkan , bahwa manusia harus bersikap syukur terhadap nikmat Yang mahakuasa Swt nan dianugerahkan kepadanya. Dan sosi nan dijelaskan Rasulullah Saw adalah basyar agar memandang ke asal atau kian rendah kerumahtanggaan hal keduniaan seperti; singgasana, pangkat, dan harta kekayaan karena hal tersebut akan mendorong manusia cak bagi lebih bersyukur. Dan Manusia harus ingat bahwa, geta atau pangkat serta harta khasanah nan bertambah tinggi yang dimiliki anak adam bukan itu ialah ujian, sehingga anak adam lebih selamat memandang ke asal internal hal tersebut. sehingga terhindar bersumber sikap mengandai-andai yang menimbulkan individu akan jauh dari syukur mak-nyus. c. Hadits Riwayat Ahmad. Privat hadits nan tidak disebutkan bahwa orang yang berterima karunia atas pemberian orang lain karena Allah Swt, maka pada hakekatnya orang tersebut telah bersyukur kepada Allah Swt sebagaimana hadits yang berbunyi قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Tidak akan bersyukur kepada Tuhan khalayak yang enggak akseptabel karunia kepada sosok.” HR. Ahmad. Kita mesti melihat ke atas privat upaya memberi motivasi galakan diri berusaha, selama dalam batas yang dibenarkan syari’at Selam. Larangan melihat orang yang kedudukannya yang bertambah tinggi namun cak bagi mencegah timbulnya rasa iri hati dan sifat-sifat lain terpuji lainnya yang akhirnya tidak mensyukuri lemak Allah Swt. Dalam hadis tersebut kita juga dianjurkan bersikap qanaah yaitu menerima apa adanya atas pemberian Allah Swt atau merasa plong dan rela atas bagiannya setelah berusaha. Orang yang mempunyai sifat qanaah tentunya tidak akan mempunyai sikap tamak terhadap barang apa yang dimiliki maka dari itu orang enggak. Kebiasaan qanaah mengandung sifat kasatmata di antaranya ialah mengakuri barang apa nan terjadi, realistik positif, dinamis maupun bersemangat, sepi, stabil jiwanya, optimis, dermawan, tawakkal, dan selalu bersyukur atas mak-nyus Allah Swt. Adapun sikap ambisius yang berlebihan akan menanamkan resan-sifat negatif, antara bukan selalu berangan-angan, tamak, pemburu duniawi semata tanpa perhitungan, pemborosan, dan ingkar atau kufur nikmat. Hadits di atas juga memasrahkan les kepada kita buat cekut ancang pencegahan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw hendaknya ummatnya tidak menjadi pajuh, tamak, dan diperbudak materialisme sehingga jiwanya terbelenggu oleh duniawi, alhasil tidak mau melakukan baik terhadap sesama serta pangling akan pemberian dari Allah Swt, sedangkan apapun yang telah masin lidah maka itu anak adam di manjapada tulat akan dimintai pertanggungan jawab atas belas kasih tersebut. Sebagaimana dijelaskan n domestik hadits nabi Muhammad Saw seumpama berikut عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتُسْأَلُنَّ عَنْ هَذَا النَّعِيمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ الْجُوعُ ثُمَّ لَمْ تَرْجِعُوا حَتَّى أَصَابَكُمْ هَذَا النَّعِيمُ Berpokok Serdak Hurairah radiyallahu anhu, sira berfirman Rasulullah Saw bersabda kepada Abu Bakar dan Umar “Demi zat yang jiwaku yang cak semau di tangan kekuasaan-Nya niscaya akan ditanya tentang nikmat ini pada hari kiamat. Kamu dikeluarkan berasal rumah-rumahmu dalam keadaan lapar, kemudian sira tak akan lagi sehingga kamu mendapatkan kenikmatan ini” HR. Muslim. Kemudian seyogiannya kita berlimpah menjadi makhluk yang ahli bersyukur dan kelak bisa mempertangung jawabkan pada hari kiamat terhadap segala apa nan telah diberikan kepada kita, Yang mahakuasa Swt memberikan tuntunan hendaknya kita banyak berzikir dan berdoa. Demikianlah sahabat referensi madani ulasan adapun hadits mensyukuri nikmat Yang mahakuasa Swt dan penjelasannya. Sumber Buku Al Qur’an Hadits Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2022. Kunjungilah hendaknya bermanfaat. Aamiin. Source
b45mH. 55 215 344 437 212 427 361 436 435
naskah pildacil mensyukuri nikmat allah